1. Pengertian dan Peranan Manajemen
- Selain
kategori besar dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai tingkat
hirarki mengisi peran manajerial yang berbeda. Peran ini dikategorikan
oleh peneliti Henry Mintzberg, dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis utama: decisional, interpersonal, dan informasi.
- Selain
kategori besar dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai tingkat
hirarki mengisi peran manajerial yang berbeda. Peran ini dikategorikan
oleh peneliti Henry Mintzberg, dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis utama: decisional, interpersonal, dan informasi.
PERAN DECISIONAL
Peran Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan
memanfaatkan sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran
pengusaha memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan
barang yang inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis.
Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas,
meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa kemampuan untuk membuat
keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi
masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari
lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan
dapat mengambil peran ini.
PERAN INTERPERSONAL
Peran interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi
karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas.
manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika
bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin
bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan
perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan
memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat
organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk
contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan
pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain,
dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer
menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang
penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk
jangka waktu yang lama.
PERAN INFORMASI
Informational peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan
mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai
teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan
mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga
mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi
kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat
manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih
mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan
tengah atau manajer lini peran. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer
memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka
juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
2. Latar Belakang Sejarah Manajemen
A. Manajemen Kuno
-Mesir (piramid) and China
(Tembok Besar China)
-Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
B. Adam Smith
-Mempublikasi “The Wealth of Nations” pada tahun 1776
-Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job
-Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
B. Adam Smith
-Mempublikasi “The Wealth of Nations” pada tahun 1776
-Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job
specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja
C. Revolusi Industri
-Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
-Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
C. Revolusi Industri
-Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
-Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
D. Teori Manajemen Ilmiah
-Menggunakan metoda ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik” untuk suatu tugas:
-Menempatkan orang yg tepat pada pekerjaan tertentu dg perlengkapan dan alat
yg tepat.
-Memiliki metoda standar untuk melakukan pekerjaan.
-Menyediakan insentif ekonomi kepada pekerja.
-Memiliki metoda standar untuk melakukan pekerjaan.
-Menyediakan insentif ekonomi kepada pekerja.
3. Proses dan Fungsi Manajemen
A. Proses Manajemen
Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan
kegiatan dasar yang berhubungan secara integral yang dilaksanakan di dalam
manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses
pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan
secara efektif dan efisien. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil
ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.
Semua gagasan itu didasarkan pada
pra-anggapan yang menghendaki pembagian proses kerja para manajer menjadi
bagian-bagian yang dapat dilaksanakan. Proses-proses itu berulangkali
dinyatakan sebagai "langkah-langkah dasar manajemen", batu-batu
fondasi manajemen.
Proses perencanaan meliputi
gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai kondisi seperti peluang dan
kendala di masa depan, dan berusaha menetapkan lebih dulu apa yang harus mereka
lakukan dan apa yang akan mereka capai.
Proses pengorganisasian berarti
menempatkan orang dan prasarana serta sarana dan sumberdaya dalam suatu
tata-hubungan yang kondusif untuk bekerja sama menuju sasaran bersama.
Proses pelaksanaan meliputi pemberian arahan, perintah
kerja, dorongan dan motivasi kerja, serta pemecahan masalah.
Proses pengendalian dilakukan dengan pengamatan,
mencermati laporan, dan melakukan inspeksi supaya pekerjaan di semua bagian
sesuai dengan persyaratan kualitas dan ketentuan rencana hasil, dan sesuai
dengan anggaran biaya.
B. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana
alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang
dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tidak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan
dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau
bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian
(evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam
operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi
semakin besar
4. Ciri-Ciri Manajemen Profesional
- Seorang
manager yang profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa
hormat dari anak buahnya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras
daripada anak buahnya karena dia seorang manager yang harus selalu memberi
contoh baik.
- Seorang
manager yang profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan
mencoba untuk memahami mereka sebagai individu. Dia berkomunikasi secara
terbuka sesering mungkin dengan mereka. Dia juga berkomunikasi secara
terbuka dengan atasannnya karena dia sadar bahwa interaksi ini akan banyak
menolong dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.
- Seorang
manager yang profesional menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya
harus dalam bentuk hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal
pekerjaan. Maka biasanya dia bertindak tenang, masuk akal dan tidak
emosional, walaupun dalam menangai masalah-masalah atau kesalahan anak
buahnya serius.
- Seorang
manager yang profesional secara aktif mendorong anak buahnya untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia
bila nak buahnya berhasil.
- Seorang
manager profesional mendelegasikan pekerjaan dengan tepat agar supaya
tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai secara objektif dan seefisien
mungkin. Dia akan mengambil tanggung jawab bisa dia membuat
kesalahan-kesalahan, mengakui kesalahan-kesalahan tersebut serta meminta
maaf dengan tulus kepada anak buahnya.
- Seorang
manager yang profesional menghargai hasil pekerjaan yang baik anak
buahnya. Manager tersebut akan mengoreksi anak buahnya dengan cara yang
profesional ketika mereka tidak menampilkan kerja yang kurang baik atau
kurang disiplin.
- Seorang
manager yang profesional percaya bahwa nak buahnya mampu memberi andil
untk kesuksesan perusahaannya. Ini berarti bahwa dia sejauh mungkin akan
mengajak anak buahnya untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan
saran-saran untuk pemecahan masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia
juga berkeinginan untuk mendengar, memahami dan menindak lanjuti kritikan
dan tuntutan-tuntutan dari anak buahnya.
5. Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
2. ORGANISASI
1. Definisi Organisasi
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia
dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang
bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan
organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara
selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh
dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk
bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara
bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat
memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi
pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.
2. Pentingnya Mengenal Organisasi
Kepribadian akan muncul dan berkembang dengan seiringnya
waktu. Kepribadian kita pun tidak bisa terbentuk karena pendidikan formal yang
kita jalani. Kenapa ? karena pendidikan formal itu hanya membentuk
hardskill kita. Lalu dimana kita bisa membentuk kepribadian kita ? yap ! dengan
mengikuti suatu organisasi.Kita mungkin berpikir ‘untuk apa mengikuti kegiatan
yang kerjanya cuma menghabiskan waktu dan tenaga ?’. Itu adalah salah besar,
karena berorganisasi sama saja dengan mendidik kita untuk jadi makhluk sosial.
Dengan berorganisasi, kita diajari cara menghargai pendapat dan perbedaan serta
cara memimpin yang baik. Dengan begitu softskill kita akan berkembang dan
nantinya akan sangat digunakan dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati diri, sejarah,
kisah, suka, sedih, cita-cita, harapan dan lain-lain. Ada beberapa hal yang
harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini milik banyak orang,
semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian banyak orang yang
memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda memberi kita
kesempatan belajar jenisjenis manusia. Jika organisasi tersebut memang tidak
bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa kehadiran kita, memang sebaiknya
kita keluar. Tetapi jika kita berpikir lebih luas karena organisasi ini dapat
memberi manfaat bagi banyak orang, dan kita merasa mampu memperbaikinya,
sebaiknya kita tetap bertahan. Seringkali organisasi ditangani secara salah,
dan mungkin kita orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa yang kita tahu,
tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya juga membangun
kepribadian kita. Apalagi jika dalm usia muda sudah mengenal dunia organisasi.
Tapi, jangan berpikir kalau kita hanya ikut-ikutan saja dalam
mengikuti suatu organisasi kita langsung mempunyai kepribadian yang bagus.
Karena dalam pembentukan kepribadian itu butuh proses. Apabila kita dalam
organisasi tersebut sangat berperan dalam kegitan dan mempunyai tujuan yang
jelas serta memiliki benih sifat kepemimpinan, tanggung jawab, bijaksana, dan
sebagainya untuk mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan dengan harapan dapat
mengembangkan sifat-sifat tersebut sehingga terbentuklah kepribadian yang baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi itu sangat membentuk
kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa. Pasti betapa ruginya orang yang
hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan. Apalagi kini kita sudah
mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para mahasiswa yang masih
mencari kepribadian, pasti bila mengikuti organisasi sangat membantu kita dalam
pembentukan kepribadian itu sendiri.
3. Bentuk-Bentuk Organisasi
- Organisasi
Garis Oleh Henry Fayol (Paris)
Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, digunakan di kalangan militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi. - Organisasi
Fungsional Oleh F.W. Taylor.
Pimpinan-pimpinan yang ada tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan mempunyai wewenang memberik komando sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. - Organisasi
Garis dan Staf Oleh Harrington Emerson
Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih tenaga staf tenaga ahli yang memberi saran atau nasihat.
4. Prinsip-Prinsip Organisasi
- Perumusan
Tujuan dengan Jelas, sebagai pedoman kearah mana organisasi akan dibawa
- Landasan bagi organisasi
yang bersangkutan
- Menentukan macam aktifitas yang akan dilakukan
- Menentukan program prosedur, KISS ME
- Menentukan macam aktifitas yang akan dilakukan
- Menentukan program prosedur, KISS ME
(Koordinasi,
Integrasi,Simplikasi, Sinkronisasi, dan Mekanisasi)
- Pembagian
Kerja
- Delegasi
Kekuasaan
- Rentang
Kekuasaan
- Tingkat-tingkat
Pengawasan
- Kesatuan
Perintah dan Tanggung jawab
5. Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
6. Sebab Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi
Keberhasilan:
- Adanya
kerjasama yang kuat antara anggota organisasi
- Adanya
pedoman yang jelas dalam pembentukan organisasi
- Sikap
toleransi yang tinggi
Kegagalan Organisasi disebabkan pecahnya struktur didalam organisasi
tersebut. Akibat dari kurangnya rasa tanggungjawab, toleransi, dan kerjasama
yang minim. Tidak adanya tujuan atau pedoman yang jelas dari organisasi
tersebut.
Nama
: Yudo Trilaksono
Kelas
: 1EB04
NPM
: 29213550
Jam
: 18:15
Sumber
http://akujalanterus.blogspot.com/2013/01/pengertian-manajemen.html
http://jmusic-link.blogspot.com/2010/12/latar-belakang-sejarah-manajemen-1.html
http://julysyawaladi.blogspot.com/2011/09/proses-dan-fungsi-manajemen.html
http://rozikinblog.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-manager-profesional.html#ixzz2kUuWjgdu
http://akujalanterus.blogspot.com/2013/01/pengertian-manajemen.html
http://jmusic-link.blogspot.com/2010/12/latar-belakang-sejarah-manajemen-1.html
http://julysyawaladi.blogspot.com/2011/09/proses-dan-fungsi-manajemen.html
http://rozikinblog.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-manager-profesional.html#ixzz2kUuWjgdu
No comments:
Post a Comment