Mengingat
semakin kompleksnya kepentingan mahasiswa untuk mengakses hal – hal yang
berkaitan dengan dunia akuntansi dari berbagai pihak yang
berkompeten, seperti IAI, perusahaan dan pemerintah, maka seluruh mahasiswa
akuntansi Indonesia sepakat untuk melakukan suatu kegiatan saling bertukar
informasi atausharing antar mahasiswa akuntansi se-Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan agar para mahasiswa akuntansi dapat mengetahui segala
perkembangan yang terjadi di Indonesia khususnya di dunia akuntansi, sekaligus
sebagai wacana berfikir akan perbedaan informasi yang mereka peroleh dan
beragam informasi dari berbagai daerah.
Ikatan
Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) merupakanmetamorphosis dari Jaringan
Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) yang awalnya dibangun berdasarkan
semangat kebersamaan merupakan suatu wadah yang berbentuk jaringan yang
berfungsi sebagai wahana sharing informasi diantara mahasiswa
akuntansi Indonesia dan juga sebagai ajang untuk berperan serta dalam
mengkomunikasikan pemikiran-pemikiran konstruktif guna terwujudnya transparansi
dan akuntabilitas sosial. Namun, pada akhirnya kita sadari bahwa bentuk jaringan
ini tidak terlalu efektif untuk memberikan suatu bukti nyata kontribusi dan
eksistensi JMAI bagi mahasiswa akuntansi se-Indonesia secara umum, sehingga
dalam perjalanannya tercetuslah pemikiran untuk merubah bentuk jaringan menjadi
organisasi untuk lebih mengintensifkan lagi wadah mahasiswa akuntansi
se-Indonesia ini.
Dari pertemuan
nasional di Siliwangi pada tahun 1998 seluruh mahasiswa akuntansi
se-Indonesia yang hadir pada saat itu telah mulai merumuskan suatu kegiatan
khusus bagi mahasiswa akuntansi se-Indonesia yang hadir pada saat itu sangat
sedikit memperoleh informasi mengenai dunia akuntansi. namun, pada pertemuan
tersebut belum tercapai kesepakatan akan berbentuk seperti apakah kegiatan
tersebut, akan tetapi di sinilah embrio awal terbentuknya JMAI dan hasil dari
temu nasional pada saat itu adalah merumuskan membentuk wadah komunikasi bagi
mahasiswa akuntansi dan akan dibahas pada pertemuan nasional berikutnya.
Pada
pertemuan seminar nasional akuntansi tahun 1999 diUniversitas
Airlangga Surabaya, para mahasiswa yang hadir disanapun kembali membahas
tentang rencana kegiatan yang berhubungan dengan akuntansi dan merupakan
kelanjutan dari pembahasan di Siliwangi. Pada pertemuan inimahasiswa berhasil
menetapkan gagasan tentang pembentukan Jaringan Komunikasi Mahasiswa
Akuntansi Nasional. Namun, pembahasan lebih lanjut di lakukan di Universitas
Indonesia.
Pada
bulan Maret 2000, di Universitas Indonesia dalam
diskusi panel ilmiah kembali diadakan pertemuan dan dialog nasional akuntansi.
Disinilah pada awalnya terbentuk kesepakatan tentang kegiatan yang akhirnya
dibentuk dengan nama Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) dan
mulai merumuskan arah kegiatannya, bentuk komunikasi dan mendata para
anggotanya. Mengingat anggota JMAI adalah seluruh perguruan negeri yang ada di
Indonesia baik negeri ataupun swasta yang memiliki jurusan akuntansi, maka
untuk mempermudah koordinasi masing-masing anggota dibagi menurut daerah
terdekat dan disatukan dalam bentuk Simpul.
Pertemuan
selanjutnya dilakukan di Universitas Diponogoro pada bulan
November 2000, pada pertemuan ini masing-masing simpul telah mulai
melakukan progress report tentang hasil penyebaran informasi
yang telah dilakukan masing-masing simpul. Pada pertemuan ini para mahasiswa
mulai menyusun legalitas hukum JMAI, bentuk dan menentukan cara yang paling
efisien dan efektif dalam penyebaran informasi selain pertemuan nasional yang
saling berkesinambungan setiap tahunnya minimal satu tahun sekali.
Pada
pertemuan di Universitas Gajah Mada, selain melakukan seminar
nasional, mahasiswa akuntansi se-Indonesia juga berhasil mencapai kesepakatan
untuk mendeklarasikan Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) yang
disetujui oleh seluruh mahasiswa se-Indonesia yang diwakili oleh wakil-wakil
mereka yang hadir pada saat itu. Maka, tepat pada tanggal 23 April 2001
di Asrama Haji Yogyakarta Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) secara
resmi DIDEKLARASIKAN. Dalam sidang Temu Nasional JMAI di Yogyakarta
ini, para mahasiswa berhasil merumuskan kegiatan JMAI, Visi, Misi dan Tujuan
strategis JMAI kedepannya, alur hubungan masing-masing simpul, keanggotaan, dan
alat komunikasi yang dipilih. Adapun hasil dari sidang pleno ini nantinya akan
disebarluaskan dan dilaksanakan di masing-masing simpul yang nantinya akan di
laporkan pada Temu Nasional JMAI Berikutnya.
Pada
pertemuan di Bandung, bertempat di Universitas Padjadjaran pada
bulan November 2001, para mahasiswa membahas evaluasi kinerja JMAI.
Salah satu hasil dari sidang komisi adalah mahasiswa sepakat membuat beberapa
rekomendasi yang bertujuan untuk kepentingan intern dan ekstern yang nantinya
diajukan kepada pihak yang berwenang. Di sinilah para delegasi yang hadir juga
menyepakati pergantian kawasan Temu Nasional agar pertemuan dapat dilaksanakan
di seluruh kepulauan Indonesia, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.
Pertemuan
selanjutnya diadakan di Pulau Sumatra, tepatnya di Universitas
Sumatra Utara pada bulan Mei 2002. Pada Temu Nasional ini,
delegasi yang hadir menyusun rencana untuk kerjasama dengan pihak yang
berwenang, seperti IAI dalam setiap kegiatan JMAI dan begitu pula sebaliknya.
Melakukan penyesuaian – penyesuaian kurikulum inti mata kuliah akuntansi sesuai
dengan kebutuhan masing – masing perguruan tinggi. Dalam salah satu sidang
komisi yang membahas realisasi rekomendasi sidang pleno di Bandung dan
menyatakan hal – hal yang masih relevan akan ditindak lanjuti.
Selanjutnya,
pertemuan dilakukan di STIEM BONGAYA, Makassar pada tahun 2003. Delegasi
yang hadir membahas tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang masih relevan
dan rekomendasi – rekomendasi baik untuk eksternal dan internal JMAI sendiri.
Selain itu, pada pertemuan ini Standard Operational Procedur (SOP), yaitu
aturan – aturan dan landasan dasar bagi pergerakan JMAI kedepannya.
Universitas
Mulawarman, Samarinda menjadi tempat pertemuan
selanjutnya pada tahun 2004, pertemuan ini menghasilkan beberapa
rekomendasi untuk melakukan berbagai perbaikan dalam tubuh JMAI itu sendiri dan
juga mencoba untuk dapat menyosialisasikan JMAI ditingkat Nasional sehingga
gaung dan gema JMAI lebih terdengar dan mulai diperhitungkan dalam setiap moment akuntansi.
Tuan
rumah pertemuan selanjutnya kembali ke Pulau Sumatra, tepatnya di Universitas
Riau tahun 2005. Pada pertemuan kali ini, delegasi yang hadir membahas
tentang perkembangan yang terjadi pada perekonomian Indonesia pada umumnya, dan
dunia akuntansi pada khususnya. Memperluas pemberian rekomendasi kepada pihak
eksternal menjadi IAI, Pemerintah Pusat, Dikti, dan Pemerintah Daerah.
Diharapkan dengan adanya perluasan rekomendasi ini, JMAI akan semakin dikenal
tidak hanya di kalangan akademis saja, namun juga Pemerintah.
Pada
Tahun 2006, Temu Nasional selanjutnya dilakukan diUniversitas
Bung Hatta, Padang yang dirangkum dalam FIESTA (Forum Ilmiah Ekonomi
Studi Akuntansi). Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini lebih mengarah kepada
perbaikan internal JMAI,memperjelas pengertian Simpul dan
memperkuat jaringan dengan melakukan komunikasi yang lebih baik. Hasil temunas
ini juga menetapkan Universitas Jendral Soedirman, Jawa Tengahuntuk
menjadi tuan rumah selanjutnya.
Hasil
dari Temu Nasional JMAI di Universitas Jendral Soedirman menindaklanjuti
dari hasil dari temu nasional sebelumnya. Hasil dari temunas ini adalah
beberapa rekomendasi kepada IAI, Pemerintah Pusat, Dikti, dan Pemerintah
Daerah. Selain itu, dibahas pula Standard Operational Procedur (SOP)dan progress
report dari perkembangan JMAI yang kurang efektif dalam hal
sosialisasi.
Hasil
dari Temu Nasional JMAI di Universitas Jendral Soedirman ditindak
lanjuti oleh delegasi yang hadir pada Temu Nasional JMAI selanjutnya di Universitas
Haluleo, Kendari pada Juni 2008. Pada Temu nasional kali ini terjadi
diskusi panjang yang menimbang dari beberapa faktor yang menjadi keterbatasan –
keterbatasan JMAI untuk berkembang selama ini. Hasil yang didapat dari
temu nasional ini adalah kesepakatan untuk merubah Jaringan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (JMAI) menjadi suatu bentuk organisasi untuk dapat lebih
memajukan wadah mahasiswa akuntansi se-Indonesia ini kedepannya.. Selain
itu, beberapa rekomendasi dari temu nasional ini adalah menyosialisasikan
perubahan bentuk JMAI yang berubah menjadi organisasi ini ke Simpul masing –
masing dan mempersiapkan kelengkapan organisasi yang akan di bahas pada temu
nasional selanjutnya walaupun saat itu tidak ada delegasi yang hadir bersedia
untuk menjadi tuan rumah selanjutnya. Sehingga, disepakati bahwa delegasi yang
hadir akan mencari Universitas mana yang bersedia untuk menjadi tuan rumah.
Universitas
Diponogoro bersedia menjadi tuan rumah selanjutnya pada Februari 2009. Sesuai
hasil dan rekomendasi pada temu nasional sebelumnya di Universitas Haluleo,
pembahasan pada temu nasional kali ini adalah kelengkapan organisasi, seperti
AD/ART, GBHO dan PPO untuk Organisasi JMAI. Namun, delegasi yang hadir saat itu
berselisih paham karena beberapa delegasi beranggapan bahwa sosialisasi
perubahan bentuk JMAI dari jaringan menjadi organisasi kurang maksimal,
sehingga perlu tambahan waktu dan usaha yang lebih keras lagi untuk
menyosialisasikan perubahan ini. Para delegasi yang hadir pun sepakat untuk
hanya merumuskan draft kelengkapan organisasi untuk Organisasi JMAI. Selain itu,
hasil dari kesepakatan ini adalah membuat tim untuk mengkoordinir sosialisasi
perubahan bentuk JMAI menjadi organisasi, dan selanjutnya Simpul Jawa Barat
menjadi tuan rumah KONGRES ke-I untuk Organisasi JMAI yang
akan menjadi sejarah baru untuk wadah para mahasiswa akuntansi se-Indonesia
ini.
Pada
November 2009, Simpul Jawa Barat yang dipusatkan diUniversitas
Maranatha menyelenggarakan Kongres ke-I untuk
Organisasi JMAI, yang mana diawali dengan Seminar Nasional dan Kompetisi Debat
Nasional Akuntansi. Tepat pada tanggal 18 November 2009, Jaringan
Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) secara resmi berubah nama menjadi Ikatan
Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI). Beberapa kelengkapan Organisasi
pun sudah disepakati oleh delegasi yang hadir saat itu. Selain itu, pada
KONGRES ke-I IMAI ini terpilihlah 5 Orang Badan Pimpinan Nasional (BPN)
dan Dewan Pengawas Nasional (DPN) Ikatan Mahasiswa Akuntansi
Indonesia (IMAI) yang akan mengemban amanah untuk menjalankan roda
pemerintahan yang akan bertanggung jawab atas kemajuan IMAI dalam dua tahun
kedepan sampai KONGRES ke-II di Makassar. Amanah yang diberikan
pada Kongres ke-I ini cukup banyak kepada BPN dan DPN serta Pengurus Nasional,
diantaranya adalah melengkapi kelengkapan organisasi yang belum terselesaikan
pada Kongres-I sebelum Kongres ke-II di Makassar dan melakukan Musyawarah
Kerja Nasional IMAI ke-Isecepatnya.
Sesuai
Rekomendasi Kongres-I IMAI, maka pada Mei 2010,Musyawarah Kerja
Nasional IMAI ke-I dilaksanakan bertempat di Universitas
Lancang Kuning, Pekan Baru.Amanah dari Kongres untuk melengkapi kelengkapan
organisasi yang belum terselesaikan dapat dijalankan pada moment Musyawarah
Kerja Nasional IMAI ke-I ini dengan kesepakatan tentang Pedoman Peraturan Organisasi, Himne, Mars dan Pakaian
Dinas Harian. Musyawarah Kerja Nasional IMAI ke-I
juga melahirkan 3 (tiga) Program Kerja Nasional IMAIsekaligus
tuan rumah penyelenggarannya, yaitu Accounting Intelligent
Reborn (AIR) tuan rumah Universitas Lampung,Latihan Kepemimpinan
Nasional (LKN) tuan rumah Universitas Pasundan Bandung, dan Full
Accounting Share (FAS) tuan rumah Universitas Jendral Soedirman Jawa
Tengah.
No comments:
Post a Comment